![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyJwDsqApiQr4BCv1Gc0T1mKrsTeAIu8UJIUAn8hzmJI5zSUg2abfWp4J1l703gZSiL9w-M4Nn2Zg4ZH1ucrgyyGnYYkpWZTyICyX18PbghYG5RnOgw_FBeqMqWyTAiEY-kOpQjylJnzY/s320/walisongo.jpg)
Sebelum
Islam masuk ke tanah Jawa, mayoritas masyasarakat jawa menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain menganut kepercayaan tersebut
masyarakat Jawa juga dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Hindu dan
Budha dari India. Seiring dengan waktu berjalan tidak lama kemudian
Islam masuk ke Jawa melewati Gujarat dan Persi dan ada yang berpendapat
langsung dibawa oleh orang Arab.
Kedatangan Islam di Jawa dibuktikan dengan ditemukannya batu nisan kubur
bernama Fatimah binti Maimun serta makam Maulana Malik Ibrahim.
Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam yaitu: perdagangan,
perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik.
Islam Masuk Ke Tanah Jawa
Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan
ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada
tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar,
Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan
Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping itu, di Gresik juga
ditemukan makam Maulana Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di
Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman,
di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua
berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga
istana Majapahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar