Minggu, 04 Mei 2014

Sepenggal Kisah Banten Lama



 
KOMPAS/AGUS SUSANTO Anak-anak bermain bola di atas sisa reruntuhan Keraton Kaibon di Serang, Banten, Minggu (25/12/2011). Keraton seluas lebih kurang 2 hektar itu dibangun pada 1815 sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah, ibu Sultan Muhammad Rafiuddin (sultan terakhir Kerajaan Banten) yang menjabat sebagai pemimpin pemerintahan karena putranya masih berusia lima tahun.

MATAHARI sudah condong jauh ke barat, tetapi udara panas nan terik masih meruap di kawasan Pelabuhan Karangantu, Banten Lama, Provinsi Banten. Walau demikian, hal itu tak menghentikan kesibukan para nelayan menyiapkan jaring dan pancing. Sebagian lagi memanfaatkan waktu untuk beristirahat, menyandarkan badan di dinding perahu beratap terpal, menunggu datangnya malam.

Pelabuhan Karangantu ini ternyata punya sepenggal cerita sejarah yang membanggakan. Selain karena tak ada lagi jejak peninggalan yang bisa dilihat langsung, pelabuhan itu kini benar-benar berubah jadi perkampungan nelayan kumuh. Sampah berserakan di jalan-jalan dan lumpur sungai yang sudah lama dikeruk, menumpuk di tepi dermaga.

Karangantu kini menjadi bandar laut yang terlupakan. Padahal, dulunya adalah pelabuhan kelas dunia. Pelabuhan ini pernah tercatat menjadi bagian Jalur Sutra. Gubernur Belanda Jan Pieterzoon Coen—sebagaimana yang diungkap dalam Mengenal Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kota Banten Lama oleh Uka Tjandrasasmita, Hasan M Ambary, dan Hawany Michrob—membuat catatan soal enam perahu China yang membawa barang senilai 300.000 real di Karangantu.

Dari buku yang sama, Tom Pires, pakar obat-obatan dari Portugal yang berkelana di Asia Tenggara, bertandang ke Banten pada tahun 1513. Pires menyebut, Karangantu merupakan pelabuhan kedua di Kerajaan Sunda, setelah pelabuhan besar Sunda Kelapa di Jayakarta.

 
KOMPAS/AGUS SUSANTO Gerbang dan menara Masjid Agung Banten Lama di Kaseman, Serang, Banten, Minggu (25/12/2011). Peziarah yang datang usai sholat biasanya melanjutkan berdoa di makam Sultan Maulana Hasanudin yang berada satu kompleks di kawasan tersebut. Masjid Agung Banten didirikan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin dan putranya, Sultan Maulana Yusuf, pada tahun 1566.

Bukti-bukti sejarah besar Karangantu tak hanya tercatat di buku. Beberapa komoditas yang pernah diperjualbelikan di era kejayaan Banten Lama bisa dilihat di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama.

Di museum ini, tersimpan rapi beberapa benda seperti guci dan porselen dari China, Jepang, dan Belanda. Pengamat sejarah Banten, Lukman Hakim, mengatakan, Banten berkembang pesat jadi kota pelabuhan dan kota perdagangan pada era Sultan Maulana Hasanudin.

Pada era kepemimpinannya, pusat pemerintahan dipindahkan dari bagian hulu ke hilir Sungai Cibanten dengan maksud memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda. Rupanya Banten pada masa itu sudah pandai membaca situasi politik dan perdagangan di Asia Tenggara.

Saat itu, pedagang dari mancanegara risau karena Malaka jatuh ke tangan Portugis. Karena pedagang Muslim yang tengah bermusuhan dengan Portugis enggan berhubungan dagang dengan Malaka, maka para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat, mengalihkan jalur perdagangan ke Selat Sunda. Mereka singgah di Karangantu.


 
KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Masjid di Kampung Lor di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu (20/10/2011). Kampung ini sempat selamat dari sapuan tsunami letusan Gunung Krakatau 1883.

Sejak itu, Karangantu jadi pusat perdagangan internasional yang disinggahi pedagang Asia, Afrika, dan Eropa. Titik balik kehancuran Banten Lama terjadi saat pecah perang saudara antara Sultan Haji dengan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa.

Sejak itu, pengaruh kesultanan Banten mulai pudar. Banten Lama semakin ditinggalkan setelah pusat pemerintahan dipindah ke Serang. Pelabuhan Karangantu tak lagi dilirik karena kondisi lingkungan akibat pengendapan lumpur tak memungkinkan kapal singgah. (Gatot Widakdo)

Sejarah Perkembangan Islam di Kesultanan Banten

Kesulatan Banten adalah salah satu kerajaan islam yang pernah mencapai puncak kejayaan yang luar biasa selama hampir 3 abad. Kesultanan terbentuk di Provinsi Banten berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan. Dalam proses perluasan kawasan itu Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut dan beliau mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, inilah awal cikal bakal berdirinya kesultanan banten.

Keadaan Banten Pra Islam

Berdasarkan data arkeologis, masa awal masyarakat Banten dipengaruhi oleh beberapa kerajaan yang membawa keyakinan Hindu-Budha, seperti Tarumanagara, Sriwijaya dan Kerajaan Sunda. Sebelum Islam berkembang di Banten, masyarakat Banten masih hidup dalam tata cara kehidupan tradisi prasejarah dan dalam abad-abad permulaan masehi ketika agama Hindu berkembang di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan purbakala dalam bentuk prasasti arca-arca yang bersifat Hiduistik dan bangunan keagamaan lainnya. Sumber naskah kuno dari masa pra Islam menyebutkan tentang kehidupan masyarakat yang menganut Hindu.

Selain itu di Banten terdapat sisa-sisa kebudayaan megalitik tua (4500 SM hingga awal masehi) seperti menhir di lereng gunung Karang di Padeglang, dolmen dan patung-patung simbolis dari desa Sanghiang Dengdek di Menes, kubur tempayan di Anyer, kapak batu di Cigeulis, batu bergores di Ciderasi desa Palanyar Cimanuk, dan lain sebagainya. (Sukendar;1976:1-6) Penggunaan alat-alat kebutuhan yang dibuat dari perunggu yang terkenal dengan kebudayaan Dong Son (500-300 SM) juga mempengaruhi penduduk Banten. Hal ini terlihat dengan ditemukannya kapak corong terbuat dari perunggu di daerah Pamarayan, Kopo Pandeglang, Cikupa, Cipari dan Babakan Tanggerang.
 

16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya

Provinsi Banten adalah Provinsi yang terletak di ujung barat Pulau Jawa. Karena lokasinya yang strategis, provinsi Banten memiliki potensi wisata yang luar biasa sehingga sering menjadi pilihan tempat wisata bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Tempat wisata di Banten dan sekitarnya yang manakah yang pantas dikunjungi? Berikut ulasannya.

1. Pantai Anyer

Pantai Anyer 300x193 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Pantai Anyer
Pantai Anyer adalah salah satu tempat wisata di Banten yang paling ramai dan populer, terutama bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya karena dekat dan terjangkau. Berlokasi di Kabupatan Serang, Banten, Pantai Anyer adalah pantai yang memiliki pasir putih yang indah dan menarik. Dinamakan Pantai Anyer karena pantai ini berada di sepanjang Kecamatan Anyer, Banten. Aktifitas yang dapat anda lakukan di Pantai Anyer adalah berenang, bermain pasir, bermain olahraga air, berselancar, menyelam, menikmati pemandangan pantai, hingga menyantap hidangan laut yang nikmat di pinggir pantai. Apabila ingin menginap, tidak perlu kuatir karena banyak sekali hotel di sekitar Pantai Anyer.

2. Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon 300x200 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon sesuai dengan namanya, berada di ujung barat Pulau Jawa. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon tidak hanya mencakup kawasan daratan yang ada di Pulau Jawa saja, melainkan juga termasuk beberapa pulau di sekitar ujung barat Pulau Jawa. Kegiatan utama yang dapat dilakukan di Taman Nasional Ujung Kulon adalah trekking, berkemah, dan melihat alam liar. Fungsi utama Taman Nasional Ujung Kulon selain sebagai tempat wisata adalah sebagai tempat perlindungan badak. Taman Nasional Ujung Kulon mengajarkan kita suatu hal penting yaitu pentingnya menjaga kelestarian alam di sekitar kita.

3. Tanjung Lesung

Tanjung Lesung 300x244 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Tanjung Lesung
Tanjung Lesung adalah nama sebuah kawasan pantai yang eksklusif dan terawat di ujung barat Pulau Jawa, sekitar 180 KM dari kota Jakarta. Memiliki pantai yang masih asri dan bersih dengan pasir putihnya Tanjung Lesung adalah pantai terbaik di Jawa Barat menurut saya. Kegiatan yang dapat dilakukan di Tanjung Lesung yaitu bermain pasir, menyelam, bermain olahraga air, memancing, dan menginap di villa yang sangat bagus. Apabila anda datang pada musim hujan, berhati-hatilah karena ombak di Tanjung Lesung cukup besar. Berlokasi di Kabupaten Pandeglang, Banten, Tanjung Lesung memiliki luas sekitar 1500 hektar dengan fasilitas lengkap dan merupakan tempat wisata di Banten yang harus anda kunjungi.

4. Gunung Krakatau

Gunung Krakatau 300x200 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Gunung Krakatau
Gunung Krakatau adalah gunung berapi yang pernah meletus dengan hebat dan berdampak tidak hanya kepada Indonesia, namun juga mancanegara. Sekarang ini, Gunung Krakatau adalah salah satu tempat wisata di Banten yang paling disukai pendaki gunung. Kegiatan utama dan paling favorit di sini adalah mendaki Gunung Krakatau, banyak sekali agen tur yang menawarkan paket mendaki Gunung Krakatau mulai dari paket 1 hari, hingga paket 4 hari.

5. Kampung Baduy

Kampung Baduy 300x212 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Kampung Baduy
Kampung Baduy adalah kampungnya suku Baduy. Suku Baduy adalah suku yang masih kental adat sundanya, dan merupakan salah satu suku asli yang ada di Banten. Kampung Baduy yang berada di Kabupaten Lebak, Banten ini memiliki penduduk sekitar 8,000 jiwa dan terbagi menjadi 2, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Suku Baduy Dalam adalah Suku Baduy yang menolak dunia luar, sedangkan Suku Baduy Luar adalah suku Baduy yang lebih terbuka pada dunia luar.

6. Pantai Sawarna

Pantai Sawarna 300x205 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Pantai Sawarna
Pantai Sawarna merupakan kawasan wisata pantai di Banten yang tergolong baru. Pantai Sawarna mulai ramai dikunjungi wisatawan sekitar tahun 2000 karena promosi yang ada di internet. Terletak di Desa Sawarna, Pantai Sawarna berjarak kurang lebih 150 KM dari Rangkasbitung. Setiap harinya, Pantai Sawarna dikunjungi oleh ratusan orang, baik yang dari sekitar Jawa Barat, hingga yang dari luar negeri. Biasanya wisatawan luar negeri datang ke Pantai Sawarna untuk berselancar karena Pantai Sawarna memiliki ombak yang cukup besar. Sekarang ini sudah banyak penginapan di sekitar Pantai Sawarna jadi sangat mudah berwisata di Pantai Sawarna.

7. Pulau Umang

Pulau Umang 300x200 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Pulau Umang
Pulau Umang berlokasi dekat dengan Tanjung Lesung, Banten, sekitar 180 KM dari Jakarta. Pulau Umang adalah pulau dengan luas sekitar 5 hektar dan di khususkan sebagai tempat wisata yang dikelola oleh pihak swasta. Fasilitas yang dimiliki Pulau Umang sangat lengkap, mulai dari kolam renang, karaoke, sarana olahraga, ruang pertemuan, permainan air, dan lain-lain. Apabila anda berminat untuk berwisata ke Pulau Umang, jangan lupa membawa tabir surya.

8. Arung Jeram Sungai Ciberang

Arung Jeram Sungai Ciberang 300x225 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Arung Jeram Sungai Ciberang
Sungai Ciberang, Banten adalah salah satu lokasi arung jeram di sekitar Jakarta yang paling saya sukai. Hal ini dikarenakan kondisi pegunungan yang dilalui Sungai Ciberang masih sangat asri dan hijau, sehingga perjalanan menuju ke lokasi arung jeram sangatlah menyejukan hati. Begitu pula dengan sungainya, pemandangan yang di dapat ketika melakukan pengarungan sangatlah indah. Namun, terkadang sungai ini kering, jadi sebelum memesan paket arung jeram Sungai Ciberang, sebaiknya anda bertanya terlebih dahulu bagaimana kondisi air Sungai Ciberang. Perjalanan menuju lokasi arung jeram Sungai Ciberang akan melewati jalan yang terjal dan berliku, oleh karena itu saran saya jangan menggunakan bus ukuran besar karena perjalanan anda bisa menjadi sebuah perjalanan yang menakutkan!

9. Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten 225x300 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten adalah sebuah peninggalan sejarah yang sangat penting. Berdiri sejak tahun 1569, Masjid Agung Banten memiliki arsitektur bangunan yang kental dengan arsitektur jaman dahulu dan merupakan perbaduan dari berbagai macam budaya yang berbeda, di antaranya budaya Hindu, China, Jawa, dan Eropa. Bukan hanya Masjid saja yang dapat ditemui di lokasi ini, melainkan juga peninggalan dari kerajaan Islam yang pernah ada di Banten, lengkap dengan makam orang-orang yang berjasa dalam pengembangan agama Islam di banten. Selain ramai dikunjungi penziara dan umat Islam, Masjid Agung Banten setiap harinya juga ramai dikunjungi wisatawan yang tertarik dengan sejarah Islam.

10. Pulau Dua / Pulau Burung

Pulau Dua Pulau Burung 300x159 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Pulau Dua / Pulau Burung
Pulau Dua atau Pulau Burung, adalah cagar alam seluas 30 hektar yang berlokasi di lepas pantai Banten. Seperti namanya, pulau ini dihuni oleh berbagai jenis burung dalam jumlah besar. Sekitar bulan April sampai dengan bulan Agustus, banyak sekali burung dari berbagai benua datang berkunjung ke Pulau Burung. Setelah musim berlalu, sebagian besar burung tersebut kembali ke tempat asalnya.

11. Rawa Dano

Terletak di Kabupaten Serang dengan jarak sekitar 100 KM dari Jakarta, Rawa Dano adalah salah satu tempat wisata di Banten yang menawarkan keindahan alam. Rawa Dano sesuai dengan namanya, adalah kawasan yang memiliki danau, rawa-rawa, dan hutan. Di tempat seluas kurang lebih 2,500 hektar ini, banyak hidup berbagai jenis reptil seperti ular dan kadal. Menurut cerita, dulunya Rawa Dano adalah sebuah gunung berapi yang sudah tidak aktif lalu berubah menjadi sebuah danau yang di atasnya terdapat rawa-rawa.

12. Pantai Bagedur

Pantai Bagedur 300x225 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Pantai Bagedur
Pantai Bagedur adalah sebuah tempat wisata di Banten yang berjarak sekitar 115 KM dari Rangkasbitung, tepatnya di Kecamatan Malingping. Bagi anda yang bukan penduduk Banten, mungkin baru pertama kali mendengar nama Pantai Bagedur, wajar saja memang Pantai Bagedur tidak begitu populer, namun bagi warga Banten, tempat ini sudah tidak asing lagi karena pantai ini masih asri. Dengan panjang pantai sekitar 10 KM, lebar sekitar 50 meter, dan pasirnya yang coklat, Pantai Bagedur mendapatkan banyak pengunjung setiap harinya. Karena pasirnya yang berkarakter padat, pasir pantai ini dapat dilewati oleh kendaraan bermotor.

13. Danau Tasikardi

Danau Tasikardi 300x201 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Danau Tasikardi
Nama Danau Tasikardi berasal dari bahasa Sunda dengan arti danau buatan. Danau Tasikardi yang terletak di Kecamatan Kramatwatu adalah salah satu peninggalan Sultan Banten dengan luas sekitar 5 hektar. Danau Tasikardi dulunya digunakan sebagai sebuah tempat rekreasi bagi keluarga Sultan, namun sekarang sudah menjadi tempat wisata di Banten yang bebas untuk umum. Berlokasi sektiar 6 KM di sebalah barat kota Serang, Danau Tasikardi juga berfungsi sebagai penampung air Sungai Cibanten dan juga untuk mengairi sawah. Yang dapat anda lakukan di Danau Tasikardi adalah memancing, berkemah, bermain perahu air, menikmati suasana sejuk, hingga menyeberang ke tengah danau untuk mengunjungi pulau yang memiliki peninggalan Sultan banten.

14. Pulau Sangiang

Pulau Sangiang 300x200 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Pulau Sangiang
Pulau Sangiang adalah sebuah pulau yang terletak di Selat Sunda, Banten. Pulau Sangiang dapat dicapai dengan menggunakan perahu dari Pantai Anyer selama kurang lebih 45 menit. Pulau Sangiang adalah milik swasta dan sepenuhnya dikembangkan menjadi sebuah kawasan wisata oleh pihak swasta tersebut. Jenis wisata yang dapat anda nikmati di pulau dengan luas sekitar 700 hentar ini adalah wisata bahari, wisata budaya, wisata ilmiah, dan wisata alam. Kegiatan yang dapat anda lakukan di Pulau Sangiang adalah bersepeda, mendaki gunung, berkemah, menyelam, memancing, berjemur di pantai, hingga menikmati sisa perang dunia berupa benteng Jepang.

15. Pantai Carita

Pantai Carita 300x193 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Pantai Carita
Terletak di pesisir barat Provinsi Banten, Kabupaten Pandeglang, Pantai Carita adalah salah satu tempat wisata di Banten yang paling terkenal di Indonesia. Yang paling menarik dari Pantai Carita adalah anda dapat melihat Gunung Krakatau dari tepi pantai. Karakteristik ombak di Pantai Carita adalah ombak kecil yang menghembus tepian pantai dengan pasir putihnya. Seperti selayaknya kawasan wisata populer lainnya, tentu saja fasilitas yang dimiliki Pantai Carita sangatlah lengkap, jadi anda tidak perlu kuatir dengan fasilitas yang ada di Pantai Carita. Berlokasi sekitar 160 KM dari Jakarta, Pantai Carita adalah tempat wisata di sekitar Jakarta yang cocok untuk anda kunjungi dikala bosan dengan tempat wisata yang itu-itu saja.

16. Pantai Karang Bolong

Pantai Karang Bolong 300x225 16 Tempat Wisata di Banten dan Sekitarnya
Pantai Karang Bolong
Pantai Karang Bolong berlokasi sekitar 40 KM dari kota Serang, Banten, dekat dengan Pantai Anyer. Pantai Karang Bolong adalah pantai yang sangat unik. Sesuai dengan namanya, Pantai Karang Bolong adalah pantai yang berada di dalam sebuah karang yang bolong karena hempasan ombak. Anda tidak dapat berenang di Pantai Karang Bolong karena banyak karang di lokasi ini sehingga dapat membahayakan anda. Menurut saya Pantai Karang Bolong adalah salah satu pantai yang paling unik di Banten.

Pencarian yang masuk:

Wisata Tanjung Lesung ini terletak di daerah Pandeglang Banten yang meyuguhkan pantai-pantai cantik sebagai daya tariknya. Seperti halnya pantai-pantai lain, tempat wisata ini juga bisa digunakan untuk berwisata laut seperti snorkeling, jet sky atau sekedar berkeliling dengan menggunakan boat sembari memancing ikan.
Tetapi yang menjadi ciri khasnya adalah hamparan pasir putih yang ada di pantailah yang membuat para pengunjung laksana di Pulau Bali. Sehingga, banyak sekali wisatawan yang datang hanya untuk menikmati keindahan pantainya.
Di sini, anda juga bisa menikmati sunset dan sunrise yang indah ditemani dengan hembusan angin yang tidak terlalu kencang dan ombak yang tidak terlalu besar sehingga anda benar-benar merasa seperti di surga dunia.
Untuk pasangan anak muda, Wisata Tanjung Lesung menjadi salah satu tempat yang romantis karena mereka duduk berdua sembari bisa menikmati keindahan pantai diiringi dengan lantunan kicauan burung yang terdengar silih berganti. Belum lagi, jika terdengar suara ombak yang beradu memecah pantai, pastilah sangat syahdu terdengar di telinga.

Pada siang hari, anda bisa menghabiskan waktu dengan berjemur di pantai atau anda memilih untuk bermain voli pantai bersama sanak dan teman-teman anda. Anda juga bisa hanya sekedar berjalan-jalan di pantai menikmati laut yang sedang beradu dengan sinar matahari yang akan membuatnya semakin terlihat biru karena pantulan dari langit.
Jika anda suka diving, anda pasti akan disuguhkan dengan pemandangan bawah laut yang indah, seperti terumbu karang, ubur-ubur, cangkang dan ikan-ikan yang berenang ke sana kemari. Sehingga liburan anda di Wisata Tanjung Lesung ini terasa semakin sempurna.
Ketika wisatawan sudah bosan dengan pemandangan pantai, mereka bisa mengunjungi Pulau Liwungan yang letaknya tak jauh dari wisata Tanjung Lesung. Anda hanya perlu waktu 30 menit untuk sampai ke pulau kecil tersebut dengan menggunakan perahu atau speed boat. Setelah puas berkeliling, anda bisa membeli souvenir kerajinan dari Cula Badak atau malah memilih berkunjung ke kampung nelayan untuk membeli ikan hasil tangkapannya.
Jangan khawatir, jika anda ingin menghabiskan waktu selama beberapa hari di objek Wisata Tanjung Lesung ini, anda bisa menyewa hotel atau villa yang banyak dibangun di tempat tersebut. Oleh karena itu, jika anda memiliki waktu luang datanglah ke tanjung Lesung karena tempat ini bisa membuat anda melepas penat barang sesaat.

Sejarah Banten

Banten memang kaya peninggalan sejarah dari zaman megalitik sampai penjajah Jepang, meskipun bila kita ke sana saat ini banyak prasarana umum yang tertinggal. Ragam peninggalan di sana mencerminkan tingginya peradaban nenek moyang, luasnya pergaulan orang Banten sampai di tingkat internasional dengan rasa toleransi begitu tinggi antaretnis dan agama saat itu. Banten bukan hanya sosok Sultan Ageng Tirtayasa atau Jendral Daendels yang memaksa rakyat mengerjakan pembangunan jalan 1.000 kilometer dari Anyer hingga ke Panarukan di Jawa Timur. Ia lebih dari itu. Banten tua memiliki kekayaan ilmu pengetahuan yang mengagumkan, menjadi sumber sejarah tak habis-habisnya untuk dikupas sebab wilayah itu berhubungan erat dengan wilayah Jawa bagian tengah dan barat yang pada masa lalu dikenal lewat Kerajaan Demak (Jawa Tengah), Pajajaran (Jawa Barat), atau Bogor dengan Kerajaan Pakuan. Peninggalan Sejarah dan Purbakala (PSP) Banten yang berada di Kawasan Keraton Banten . Diantaranya Keraton Surosowan. Kawasan seluas empat hektar yang dikelilingi benteng setinggi dua meter itu menyisakan bekas bangunan, seperti pintu gerbang keraton berbentuk bulat, kolam pemandian, hingga sistem saluran air dalam keraton. Keindahan istana akan nampak terlihat jika mata kita alihkan kesuatau objek Tiga tangga istana yang berbentuk setengah lingkaran dari batu bata dan pemandian Roro Denok yang sampai sekarang masih mengeluarkan air menjadi bukti keindahan Keraton Surasowan.benten-surosowan. Kemajuan peradaban juga bisa disaksikan dari sisa bangunan di sana. Pada tahun 1552, ketika keraton itu mulai dibangun, nenek moyang kita ternyata sudah mengembangkan teknologi penyaringan air bersih. Pada bagian belakang istana-jika bagian depan istana diasumsikan bangunan yang ada tangganya-terdapat saluran air. Di depannya ada enam keran (dulu terbuat dari besi berwarna kuning sehingga tempat itu disebut Pancuran Emas) untuk mengambil air bersih yang sudah disaring. Air bersih bersumber dari mata air Tasik Ardi, berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Keraton Surasowan. Sebelum digunakan untuk minum, air itu harus melalui tiga penyaringan (peninggilan). Sumber air Tasik Ardi hingga kini masih tetap asri dan menjadi salah satu tempat wisata dalam kawasan Banten Lama, walau debit air yang dikeluarkan jauh lebih kecil. Sementara, pipa saluran air menuju keraton tetap terpelihara baik walau sebagian tertutup tanah dan jalan. Di dalam wilayah eks Karesidenan Banten (sejak tahun 2000 menjadi provinsi sendiri, pisah dari Provinsi Jabar) itu ada beberapa kawasan situs dan peninggalan sejarah. Ada Banten Girang yang menyimpan situs zaman megalitik, ada Banten Lama di mana terdapat bekas Keraton Surasowan, Keraton Kaibon, Vihara Avalokitesvara, bekas benteng Speelwijk yang dibangun VOC Belanda, terletak 10 km arah utara Kota Serang. Di Kota Serang sendiri ada beberapa gedung yang masuk kategori cagar budaya yangkresidenan.jpg perubahannya tak bisa dilakukan sembarangan. Setidaknya di sana ada empat gedung bersejarah. Gedung negara (kini kantor Gubenur Banten), dulu kantor Residen Banten yang dibangun pada tahun 1800-an, gedung Joang (kini tempat organisasi massa berkantor), bekas sekolah Mulo (kini Polres Serang), dan bekas markas marsose Belanda dibangun pada tahun 1900-an (kini menjadi markas Korem 064 Maulana Yusuf Banten). Kondisi gedung-gedung itu relatif masih bagus. Akan tetapi, penjara serta bangunan lain yang menjadi asrama polisi harus dirawat dan dibersihkan. Penjara empat pintu yang umurnya diperkirakan satu abad tersebut kini menjadi rumah tahanan Polres Serang. Sekelumit pertanyaan tentang, bagaimana persisnya sejarah kerajaan di Banten sejak abad ke-16 sampai abad ke-19, sampai sekarang belum terpecahkan. sosok sejarah Banten hingga saat ini belum terwujud utuh. Penggalan yang dikaji para ahli arkeologi baru mata rantai yang terputus-putus. Walau demikian, hasil penelitian tersebut menjadi bukti Banten memiliki nilai sejarah. Bukti keberadaan Kerajaan Banten antara lain terdapat pada naskah kuno Pangeran Wangsakerta Cirebon abad ke-17 Masehi. SEPERTI apakah kejayaan Banten masa silam? Silakan saudara sekalian menyaksikan Museum Banten Lama, depan bekas Keraton Surasowan yang dikelola Kantor Peninggalan Sejarah dan Purbakala Banten. Di sana terdapat lukisan dua duta besar Keraton Banten yang dikirim ke Inggris pada tahun 1682. Dua utusan diplomatik itu adalah Kiai Ngabehi Wira Pradja dan Kiai Abi Yahya Sendana. Archaeological Remains of Banten Lama yang dibuat Pusat Penelitian Arkeologi Nasional karanghantu tahun 1984 menyatakan, sejarah Banten terutama terjadi pada abad ke-16 ke atas. Antara abad ke-12 sampai ke-15 Banten sudah dikenal sebagai pelabuhan untuk Pemerintah Inggris di Sunda. Pertumbuhan wilayah itu maju pesat. Bandar yang berjarak hanya sekitar dua kilometer dari pusat Pemerintahan Banten Lama disinggahi pedagang dari Gujarat (India), Tionghoa, Melayu, Portugal, dan Belanda. Waktu itu, arus barang keluar-masuk pelabuhan sangat lancar sehingga perekonomian Banten maju pesat. Pada zaman pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten dikenal sebagai eksportir lada. Produk rempah-rempah mengundang banyak pedagang dari berbagai negara datang lalu tinggal di sana. Tak aneh bila di kawasan itu berdiri bangunan berusia di atas 100 tahun seperti vihara, mesjid Lama Banten, serta bekas kampung Arab, India, dan Cina.

Sejarah Masuk Islam di Pulau Jawa

Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, mayoritas masyasarakat jawa menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain menganut kepercayaan tersebut masyarakat Jawa juga dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Hindu dan Budha dari India. Seiring dengan waktu berjalan tidak lama kemudian Islam masuk ke Jawa melewati Gujarat dan Persi dan ada yang berpendapat langsung dibawa oleh orang Arab.
Kedatangan Islam di Jawa dibuktikan dengan ditemukannya batu nisan kubur bernama Fatimah binti Maimun serta makam Maulana Malik Ibrahim. Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam yaitu: perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik.
Islam Masuk Ke Tanah Jawa

Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Maulana Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.